Friday, May 23, 2014
Berlangganan

[AWAS] Beda Fotografer ASLI dan Fotografer ALAY/KW

Memang Fotografer adalah pekerjaan yang paling unik, Susah dan Menyenangkan. Kalo sudah punya nama, Jadi FREELANCE pun ga masalah.
Tapi kalo masih fresh graduate, mending pikir lagi mau jadi freelance.
Pengertian fotografer itu adalah pekerjaan yang berkutat di bidang Fotografi. Kamera sebagai senjata utama, Lensa dan tentunya skill
Nah, Se iring dengan perkembangan zaman, Teknologi dan Trend di masyarakat. Fotografer sering menjadi korban "Salah Gaul". Fotografer jatuh pamornya akibat anak ALAY atau ABABIL ber DSLR.
Akibat itu, setiap orang yang punya kamera DSLR pun di Labeling FOTOGRAFER
Nah yang mau ane bahas disini, Gimana supaya situ tau FOTOGRAFER ASLI sama FOTOGRAFER ALAY.
Simak!

1. Fotografer ASLI Santai. Fotografer ALAY ribet.

Fotografer ASLI pas potret itu bawaannya santai, kalem dan tenang. Jari'nya yang sibuk atur tombol kamera, cari komposisi foto yang pas biar hasil fotonya memuaskan
Fotografer KW/ALAY ada object foto, posisi badan pas foto ribet. Mau badai angin-petir-kemarau-musim haji MODE-AUTO HARGA MATI. Ambil foto
Badan naik-turun, Maju-mundur, Serong kanan, serong kiri, pada akhirnya goyang poco-poco.

2. Fotografer ASLI berpakaian biasa. Fotografer ALAY berpakaian Seharusnya-Yang-Mana a.k.a RIBET.


Fotografer ASLI Bajunya sebagaimana mestinya manusia. Meskipun selera pribadi masing-masing, Tapi ga pernah menunjukan "Aku-Fotografer-Lho"
Fotografer ALAY Baju yang Seharusnya-Gimana. Ribet, sok "PROFESSIONALS" dan "PERFECTIONS".
Orang lain harus tau kalau dia Fotografer. NORAK

3. Fotografer ASLI jarang Narsis sama Kamera. Fotografer KW/ALAY sering... Ah sudahlah


Fotografer ASLI Jarang atau tidak pernah Narsis sama kamera'nya sendiri dikaca, di spion atau di rumah teman. Kalaupun ada, itupun hasil foto teman. ucapan terimakasih yg tulus sebagai imbalannya bro
Fotografer KW Setiap moment dia "HUNTING" terselip foto dia narsis, sama teman-teman. foto selfie, narsis di kaca, di cermin Mall. Lalu foto incarannya ? Ahsudahlah.. mungkin hanya beberapa.

4. Fotografer ASLI menghargai waktu dan moment.

Fotografer ASLI menghargai waktu dan moment di tiap detiknya. Contohnya kayak di bromo. Berangkat dini hari, demi dapet foto sunrise yang ciamik. Tiap detiknya di rasa gan. Good moment!
Fotografer KW Tidak jelas kemana dia pergi, untuk apa, dan bagaimana skenarionya. Yang penting Click. Bagus. Share ke sosmed dengan caption "Mohon Bimbingannya kakak" atau "Hasil hunting hari ini".
Pas di cek semua foto tetep MODE-AUTO harga mati.

5. Fotografer ASLI menempuh pendidikan, tugas dan pengalaman. Fotografer ALAY ngemis orangtua, dan jadilah ia professional.

Fotografer ASLI Tentu aja belajar, Kuliah, bikin tugas yg awalnya impossible. Melalui proses panjang. Kritikan pedas dari dosen. Dan jadilah.
Fotografer KW Nungguin bapak-emak beliin kamera DSLR. Kadang ampe kabur-kaburan dari rumah (macem sinetron kah ?). Setelah kasihan, meskipun bapak-emaknya ga makan 3 bulan demi keinginan konyol sang anak untuk bergaya di mata teman-temannya. Berbekal ilmu singkat dari pegawai toko kamera ttg pengoperasian kamera tsb, jadilah ia sang fotografer.

Fotografer asli selalu menghargai karya'nya. Karena itu sebuah profesi, cari nafkah buat anak istri.
Fotografer KW berharap karya'nya di hargai orang lain. Karena itu sebuah kebanggaan, cari perhatian buat puas diri.

awas fotografer ALAY :

This work is licensed under a Creative Commons license.